Peliharalah semua anggota badanmu dari maksiat, khususnya tujuh anggota badanmu karena neraka Jahannam memiliki tujuh pintu. Masing-masing mereka mempunyai bagian tersendiri. Yang masuk ke dalam pintu-pintu neraka Jahannam itu adalah mereka yang bermaksiat kepada Allah Swt. dengan tujuh anggota badan tersebut
Lalu, apa saja yang menjadi bagian dari ketujuh anggota badan tersebut?
1. Mata
Mata diciptakan agar bisa memberi petunjuk padamu di waktu gelap, agar bisa kau pergunakan pada saat diperlukan, agar dengannya engkau melihat semua keajaiban langit dan bumi, dan agar engkau bisa mengambil pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan-Nya.
Maka dari itu, peliharalah matamu itu dari empat hal: melihat yang bukan mahram-nya, melihat gambar bagus dengar syahwat, melihat seorang muslim dengan pandangan meremehkan, serta melihat aib seorang muslim.
2. Telinga
Adapun telinga, maka peliharalah ia agar tidak mendengar bidah, gibah, perkataan keji, takut pada kebatilan, atau kejelekan orang. Telinga tersebut diciptakan untukmu agar engkau bisa mendengar kalam Allah Swt, sunnah Rasulullah Saw, dan kata hikmah para wali serta agar engkau bisa mempergunakannya untuk bisa menggapai surga yang penuh kenikmatan, kekal abadi di sisi Tuhan Penguasa alam semesta.
Jika engkau mempergunakan telinga tersebut pada sesuatu yang dibenci ia akan menjadi beban atau musuh bagimu. Begitu pula ia akan berbalik arah dari yang seharusnya bisa mengantarkanmu menuju kesuksesan, menjadi mengantarkanmu menuju kehancuran. Ini benar-benar merupakan kerugian.
Jangan engkau mengira bahwa dosanya hanya dibebankan kepada si pembicara, sedangkan si pendengar terbebas dari dosa. Karena, dalam riwayat disebutkan, pendengar adalah sekutu bagi yang berbicara. Ia adalah salah satu pihak dari dua orang yang sedang bergibah (bergunjing).
3. Lidah
Adapun lidah, maka ia diciptakan agar dengannya engkau bisa banyak berzikir kepada Allah Swt, membaca Kitab Suci-Nya, memberi petunjuk kepada makhluk Allah lainnya, serta mengungkapkan kebutuhan agama dan duniamu yang tersimpan dalam hati.
Apabila engkau mempergunakannya bukan pada tujuan yang telah digariskan berarti engkau telah kufur terhadap nikmat Allah Swt.
Lidah merupakan anggota badanmu yang paling dominan. Tidaklah manusia diceburkan ke dalam api neraka melainkan sebagai akibat dari apa yang dilakukan oleh lidah. Maka peliharalah ia dengan semua kekuatan yang kau miliki agar ia tidak menjerumuskanmu ke dalam dasar neraka.
Sebuah riwayat menyebutkan,
“Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kata yang dengannya ia ingin membuat teman-temannya tertawa, namun karena itu ia jatuh ke dasar neraka selama tujuh puluh musim.”
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ada seorang syahid yang terbunuh di dalam peperangan pada masa Rasulullah Saw.
Lalu seseorang berkata,
“Selamat baginya yang telah memperoleh surga!”
Tapi Rasul Saw. kemudian bersabda,
“Dari mana engkau tahu? Barangkali ia pernah mengatakan sesuatu yang tak berguna dan bakhil terhadap sesuatu yang takkan pernah mencukupinya.”
4. Perut
Adapun perut, maka jangan kau isi ia dengan barang haram atau syubhat. Berusahalah untuk mencari yang halal. Jika engkau telah mendapatkan yang halal, berusahalah mengkonsumsinya tidak sampai kenyang.
Sebab, perut yang kenyang bisa membekukan hati, merusak akal, menghilangkan hafalan, memberatkan anggota badan untuk beribadah dan menuntut ilmu, memperkuat syahwat, serta membantu tentara setan.
Jika kenyang dari makanan halal merupakan awal segala keburukan, bagaimana jika dari yang haram?
Mencari sesuatu yang halal merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Beribadah dan menuntut ilmu yang disertai mengkonsumsi makanan haram seperti membangun di atas kotoran hewan.
Apabila engkau merasa cukup selama setahun memakai baju yang kasar, lalu selama sehari semalam memakan dua potong roti garing, lalu engkau tidak menikmati apa yang lezat bagi manusia, maka engkau tak butuh pada yang lain.
Barang yang halal sangat banyak. Engkau tidak perlu meyakinkan dirimu dengan menyelidiki hal-hal yang tersembunyi. Tapi engkau harus menjaga diri dari yang sudah jelas kau ketahui bahwa itu adalah haram. Atau setelah dilihat dari ciri-ciri yang terkait dengan harta tersebut, engkau bisa menduga bahwa itu adalah haram.
Apa yang sudah diketahui tampak jelas secara lahir, sementara yang bersifat dugaan tampak dengan adanya ciriciri. Misalnya harta penguasa dan para pekerjanya, harta orang yang tak bekerja kecuali dengan cara menjual khamar, riba, judi, dan sebagainya. Jika engkau tahu bahwa sebagian besar hartanya adalah haram, maka apa yang kau terima darinya, walaupun mungkin halal, ia termasuk haram karena adanya dugaan yang kuat tadi.
Yang jelas-jelas haram adalah memakan harta wakaf tanpa izin atau syarat dari si pemberi wakaf. Siapa yang melakukan maksiat, kesaksiannya tertolak, dan wakaf atau apa pun yang ia terima atas nama kesufian adalah haram.
5. Kemaluan
Adapun kemaluan, peliharalah ia dari semua yang diharamkan Allah. Jadilah sebagaimana yang disebutkan Allah Swt,
“Mereka yang menjaga kemaluan mereka, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau sahaya yang mereka miliki, maka mereka tak dapat dicela” (Q.S. al-Mukminun: 5-6).
Engkau baru bisa menjaga kemaluan dengan menjaga pandangan mata, menjaga hati untuk tidak merenungkannya, serta menjaga perut dari yang syubhat dan dari rasa kenyang. Karena, semua itu merupakan penggerak dan tempat tumbuhnya syahwat.
6. Tangan
Kedua tangan, harus engkau pelihara agar ia tidak kau jadikan alat untuk memukul seorang muslim, untuk mendapat harta haram, untuk menyakiti sesama makhluk, untuk berkhianat terhadap amanat dan titipan, serta untuk menuliskan sesuatu yang tak boleh diucapkan karena pena merupakan lidah pula. Oleh karena itu,peliharalah pena tersebut sebagaimana engkau menjaga lidah.
7. Kaki
Janganlah engkau pergunakan kedua kaki untuk menuju pintu seorang penguasa zalim. Sebab, berjalan menuju para penguasa zalim tanpa ada keperluan merupakan maksiat yang besar karena berarti ia bersikap tawadu dan memuliakan mereka yang telah berbuat zalim
Allah Swt. telah memerintahkan kita untuk berpaling dari mereka dalam firman-Nya yang berbunyi,
“Janganlah kalian condong kepada mereka yang telah berbuat lalim, niscaya kalian tersentuh api neraka dan kalian tidak mempunyai penolong selain Allah. Lalu kalian tidak ditolong” (QS. Hud: 113).
Jika engkau pergi menemui mereka untuk mendapat harta, berarti engkau berusaha meraih sesuatu yang haram.
Nabi Saw. bersabda,
“Siapa yang bersikap merendah kepada orang kaya, sepertiga agamanya telah hilang.”
Ini terhadap orang kaya yang saleh, lalu bagaimana merendah terhadap orang kaya yang lalim?
Sumber: Kitab bidayatul Hidayah
Komentar