Langsung ke konten utama

Air yang dapat digunakan untuk bersuci dan jenisnya

 

 

AIR adalah salah satu sumber kehidupan, dimana semua makhluk hidup mulai dari manusia hingga tumbuhan membutuhkan air. Tidak ada satu makhluk hidup pun yang bisa hidup tanpa air.

Selain untuk dikonsumsi sebagai penawar dahaga, air juga digunakan untuk membersihkan diri dari segala bakteri yang ada. Mandi, ini adalah salah satu hal wajib bagi setiap manusia karena tanpa mandi, badan akan terasa lengket dan juga berbau tidak sedap.

Di dalam Islam, air menjadi sesuatu yang penting yaitu digunakan sebagai sarana utama dalam bersuci, baik bersuci dari hadas maupun najis. Seorang Muslim bisa melaksanakan ibadah dengan sah jika badannya telah dibersihkan dengan menggunakan air. Ternyata, di dalam Islam, air dibagi menjadi empat kategori sesuai dengan hukum penggunaannya dalam bersuci.

1. Air suci dan menyucikan atau biasa disebut air mutlak adalah air yang turun dari langit, atau yang bersumber dari bumi dengan sifat asli penciptanya. Air mutlak ini dipercaya memiliki zat air yang suci dan bisa digunakan untuk menyucikan diri.

Air yang dapat dibuat untuk bersuci ada 7 (tujuh) macam yaitu :

1.    Air langit (hujan)

2.    Air laut

3.    Air Sungai

4.    Air Sumur

5.    Air mata air

6.    Air Salju

7.    Air Embun

 

2. Air musyammas adalah air yang dipanaskan menggunakan wadah. Air ini hukumnya suci dan menyucikan, hanya saja makruh bila dipakai untuk bersuci. alasan mengapa air musyammah makruh bila digunakan, yaitu ketika air tersebut dipanaskan, air menjadi mengandung zat yang bisa menimbulkan penyakit kulit seperti kolera dan lain-lain.

3. Air mutanajis adalah air yang terkena barang najis. Air najis adalah air yang terkena barang najis yang volumenya kurang dari dua qullah, atau air yang volumenya dua qullah atau lebih dan berubah salah satu sifatnya (Warna, Rasa, Bau) karena terkena barang najis.

 

4. Air suci namun tidak menyucikan adalah air yang zatnya suci, namun tidak bisa dipakai untuk bersuci baik dari hadas maupun najis. Ada dua macam air yang suci namun tidak bisa digunakan untuk bersuci, yakni air musta’mal dan air mutaghayar.

Air musta’mal adalah air yang telah digunakan untuk bersuci baik untuk menghilangkan hadas seperti wudhu dan mandi, sedangkan air mutaghayar adalah air yang mengalami perubahan salah satu sifatnya disebabkan tercampur dengan barang suci yang lain dengan perubahan yang menghilangkan kemutlakan nama air tersebut.

Sebagai contoh air mata air yang masih asli ia disebut air mutlak dengan nama mata air. Lalu, bagaimanakan dengan air mineral kemasan dengan slogan “murni dari mata air”?

Air mineral dalam kemasan itu masih tetap pada kemutlakannya karena tidak ada pencampuran barang suci yang menjadikannya mengalami perubahan pada sifat-sifatnya. Ada pun penamaannya dengan berbagai nama itu hanyalah merek dagang yang tidak berpengaruh sama sekali pada kemutlakan airnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Kiat meredam marah

  Sahabat Fillah, Marah kadang perlu diredam agar tidak berdampak jelek dan merusak. Bagaimanakah cara dan kiat-kiatnya meredam marah? Yuk simak berikut ini: 1- Membaca ta 'awudz, meminta perlindungan pada Allah dari godaan setan  Kenapa sampai meminta tolong pada Allah agar dilindungi dari setan? Simak dalil dalil berikut, akan terlihat jelas bahwa marah bisa dari setan. Maka kita mengamalkan firman Allah dari ayat berikut, وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ “Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200) Sulaiman bin Shurod radhiyallahu ‘anhu berkata, كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ، فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ، وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَال...

Kisah "Detik"

Sobat Fillah, Alkisah seorang pembuat jam berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup berdetak 31,104,000 kali selama setahun?"  "Hahh?", kata jam terkejut, "Mana sanggup saya?" "Bagaimana kalau 86.400 kali dalam sehari?" "Sebanyak itu? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?", jawab jam penuh keraguan. "Bagaimana kalau 3.600 kali dalam satu jam?" "Dalam satu jam 3.600 kali? Banyak sekali itu", jawabnya dengan ragu. Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian berbicara kepada si jam, "Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?" "Nah, kalau begitu, aku sanggup!", kata jam dengan penuh antusias. Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik berlalu dan jam itu sangat luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti sebanyak 31.104.000 kali. Sobat Fillah, ...

Detik-Detik kelahiran Rasulullah SAW

  Al-Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami Asy-Syafi’i dalam kitabnya An-Ni’matul Kubraa ‘Alal ‘Aalam hal. 61-67, Beliau menyebutkan : “Sesungguhnya pada bulan kesembilan kehamilan Sayyidah Aminah (bulan Rabi’ul Awwal), pada saat hari-hari kelahiran Baginda Nabi Muhammad sudah semakin dekat, Allah swt semakin melimpahkan berbagai macam anugerah-Nya kepada Sayyidah Aminah, dimulai pada malam tanggal 1 hingga malam tanggal 12 Bulan Rabi’ul Awwal malam kelahiran Baginda Rasulullah Muhammad saw; Pada malam tanggal 1: Allah swt melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa kepada Sayyidah Aminah, sehingga Beliau merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pada malam tanggal 2: Datang seruan berita gembira kepadanya bahwa sebentar lagi dirinya akan mendapati anugerah agung yang luar biasa dari Allah swt. Pada malam tanggal 3: Datang seruan memanggil kepadanya, ”Wahai Aminah, sudah dekat saatnya engkau akan melahirkan Nabi Agung Ras...