Istiqomah dalam agama adalah sesuatu yang sangat penting. Siapa yang istiqomah, maka mereka akan mendapatkan husnul khotimah. Siapa yang istiqomah, maka para malaikat akan menyapa mereka dengan ucapan keselamatan saat ruh mereka berpisah dari jasad. Tentu ini menjadi penenang bagi ruh yang memasuki kehidupan barunya. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menasihati sahabatnya agar istiqomah dalam agama.
Dalam sebuah hadist :
عَنْ أَبِيْ عَمْرٍو، وَقِيْلَ، أَبِيْ عَمْرَةَ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِي الإِسْلامِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدَاً غَيْرَكَ؟ قَالَ: “قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ استَقِمْ” رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu ‘Amrah __Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
“Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqomahlah.”
(HR. Muslim).
Istiqomah artinya adalah seseorang yang selaras dan benar atas ucapan, perbuatan, dan kehendaknya. Pokok istiqomah adalah istiqomahnya hati. Sebagaimana ditafsirkan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu tentang ayat:
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
(QS. Fussilat: 30).
Abu Bakar radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Maksudnya adalah istiqomah hati.”
Ketika hati seseorang istiqomah dalam mengenal Allah, takut kepada-Nya, mengagungkan, dan mencintai-Nya, maka seseorang telah mengumpulkan in seluruh kebaikan dari segala sisi...
Komentar