Langsung ke konten utama

Apa itu Tabarruj?



Kata tabarruj Allah sebutkan dalam al-Quran di surat al-Ahzab,

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

”Hendaklah kalian (para wanita) tetap di rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dan seperti tabarruj orang-orang Jahiliyah yang dahulu…” (QS. Al-Ahzab: 33)

Al-Qurthubi menjelaskan makna at-tabarruj secara bahasa, beliau mengatakan,

وَالتَّبَرُّجُ: التَّكَشُّفُ وَ الظُّهُورُ لِلْعُيُونِ، وَمِنْهُ: بُرُوجٌ مُشَيَّدَةٌ. وَبُرُوجُ السَّمَاءِ وَالْأَسْوَارِ، أَيْ لَا حَائِلَ دُونَهَا يَسْتُرُهَا

Tabarruj artinya menyingkap dan menampakkan diri sehingga terlihat pandangan mata. 

Contohnya kata: ’buruj musyayyadah’ 

(benteng tinggi yang kokoh), atau 

kata: ’buruj sama’ (bintang langit), 

artinya tidak penghalang apapun di bawahnya yang menutupinya.

(Tafsir al-Qurthubi, 12/309).

Sementara makna tabbaruj seperti yang disebutkan dalam ayat, Ibnul Jauzi dalam tafsirnya menyebutkan dua keterangan ulama tentang makna tabarruj,

Pertama, Abu ubaidah,

التبرُّج: أن يُبْرِزن محاسنهن

“Tabarruj: wanita menampakkan kecantikannya (di depan lelaki yang bukan mahram).”

Kedua, keterangan az-Zajjaj,

التبرُّج: إِظهار الزِّينة وما يُستدعى به شهوةُ الرجل

“Tabarruj: menampakkan bagian yang indah (aurat) dan segala yang mengundang syahwat lelaki (non mahram).”

[Zadul Masir fi Ilmi at-Tafsir, 3/461].

Berdasarkan keterangan di atas maka segala upaya wanita menampakkan kecantikannya di depan lelaki lain yang bukan mahram, termasuk bentuk tabarruj yang dilarang dalam ayat di atas. 

Karena itu, memakai pakaian ketat, 

pakaian transparan, atau menutup sebagian aurat, namun aurat lainnya masih terbuka, 

atau obral make up ketika keluar rumah, 

semuanya termasuk bentuk tabarruj yang dilarang dalam syariat.

Kecantikan wanita bukan untuk diumbar, sehingga dinikmati banyak mata lelaki jelalatan, namun kecantikan menjadi hak suami, sang imam bagi istrinya.

Dan bagi anda para suami, jadilah suami yang memiliki rasa cemburu, karena itu bukti bahwa anda mencintai istri anda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Kiat meredam marah

  Sahabat Fillah, Marah kadang perlu diredam agar tidak berdampak jelek dan merusak. Bagaimanakah cara dan kiat-kiatnya meredam marah? Yuk simak berikut ini: 1- Membaca ta 'awudz, meminta perlindungan pada Allah dari godaan setan  Kenapa sampai meminta tolong pada Allah agar dilindungi dari setan? Simak dalil dalil berikut, akan terlihat jelas bahwa marah bisa dari setan. Maka kita mengamalkan firman Allah dari ayat berikut, وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ “Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200) Sulaiman bin Shurod radhiyallahu ‘anhu berkata, كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ، فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ، وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَال...

Kisah "Detik"

Sobat Fillah, Alkisah seorang pembuat jam berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup berdetak 31,104,000 kali selama setahun?"  "Hahh?", kata jam terkejut, "Mana sanggup saya?" "Bagaimana kalau 86.400 kali dalam sehari?" "Sebanyak itu? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?", jawab jam penuh keraguan. "Bagaimana kalau 3.600 kali dalam satu jam?" "Dalam satu jam 3.600 kali? Banyak sekali itu", jawabnya dengan ragu. Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian berbicara kepada si jam, "Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?" "Nah, kalau begitu, aku sanggup!", kata jam dengan penuh antusias. Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik berlalu dan jam itu sangat luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti sebanyak 31.104.000 kali. Sobat Fillah, ...

Detik-Detik kelahiran Rasulullah SAW

  Al-Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami Asy-Syafi’i dalam kitabnya An-Ni’matul Kubraa ‘Alal ‘Aalam hal. 61-67, Beliau menyebutkan : “Sesungguhnya pada bulan kesembilan kehamilan Sayyidah Aminah (bulan Rabi’ul Awwal), pada saat hari-hari kelahiran Baginda Nabi Muhammad sudah semakin dekat, Allah swt semakin melimpahkan berbagai macam anugerah-Nya kepada Sayyidah Aminah, dimulai pada malam tanggal 1 hingga malam tanggal 12 Bulan Rabi’ul Awwal malam kelahiran Baginda Rasulullah Muhammad saw; Pada malam tanggal 1: Allah swt melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa kepada Sayyidah Aminah, sehingga Beliau merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pada malam tanggal 2: Datang seruan berita gembira kepadanya bahwa sebentar lagi dirinya akan mendapati anugerah agung yang luar biasa dari Allah swt. Pada malam tanggal 3: Datang seruan memanggil kepadanya, ”Wahai Aminah, sudah dekat saatnya engkau akan melahirkan Nabi Agung Ras...